Banyuwangi, Ketapang – ‘Tepak’, merupakan sebuah makanan khas yang berasal dan tercipta di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Sebagai salah satu bagian dari makanan khas Kabupaten Banyuwangi, makanan khas Desa Ketapang yang bernama ‘Tepak’ memang sangat jarang untuk terdengar dibandingkan makanan khas kabupaten Banyuwangi yang lain seperti Rujak Soto, Jenang Suro, ataupun bakpia Glenmore. Namun apabila berbicara soal rasa, maka makanan kebanggaan warga Desa Ketapang ini jelas tak kalah lezat dan enak untuk dinikmati sendiri maupun dinikmati bersama keluarga, dan orang sekitar. Menurut pengakuan warga asli Desa Ketapang, ‘Tepak’ sangat cocok sekali apabila dihidangkan sebagai cemilan karena bukan termasuk makanan berat, terutama jika ‘Tepak’ disajikan bersama dengan secangkir teh maupun kopi panas sambil menimati senja pasti akan bisa menambah rasa nikmat dari Tepak itu sendiri.
Sebagai tambahan informasi, ‘Tepak’ sendiri merupakan makanan yang berbahan dasar utama jagung yang nantinya akan di grill terlebih dahulu sebelum nantinya akan dibuat matang dengan cara dibakar. Makanan ‘Tepak’ ini juga pada awalnya tercipta sebagai bentuk gambaran mengenai keadaan sebenarnya dari warga masyarakat Desa Ketapang yang memang berprofesi sebagai para petani jagung. Jadi tidak heran kalau di dalam padatnya jumlah penduduk yang ada di Desa Ketapang, telah lahir makana berbahan dasar dari jagung yang memiliki cita rasa nikmat yang khas ,dan kerap diusahakan untuk dimunculkan dalam berbagai event dan festival yang diadakan di wilayah pesisir utara pantai tanah Blambangan tersebut.
Makanan khas Desa Ketapang yaitu ‘Tepak’ untuk kondisinya saat ini memang sangat sulit untuk dicari. Hal ini tidak lepas dari minimnya pengetahuan dan tata cara membuat ‘Tepak’, yang hingga saat ini hanya warga asli Desa ketapang yang tahu. Jadi untuk bisa dapat menikmati Tepak, cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara pre-order kepada orang-orang yang memang ahli dan bisa untuk membuat makanan khas yang bernama ‘Tepak’ tersewbut. Melihat dari fenomena lapangan tersebut agar nantinya ‘Tepak’ dapat dikenal luas tidak hanya oleh masyarakat Desa Ketapang, dan bisa dijual umum tanpa harus melalui cara pre-order, maka Pemerintah Desa Ketapang yang bertindak senagai perwakilan warga Desa Ketapang telah mengakalinya dengan sering mengikuti perlombaan, pameran makanan, dan bahkan membuat stand sendiri yang menjual ‘Tepak’ serta menampilkan langsung bagaimana ‘Tepak’ dibuat ketika ada event-event tertentu di wilayah Kabupaten Banyuwangi, terutama ketika event tersebut dilaksanakan di wilayah desa Ketapang.
Untuk perkembangan dari makanan Tepak saat ini, salah satu yang membedakan dengan Tepak ketika awal muncul adalah dari segi cita rasa yang dihadirkan oleh para produsen Tepak. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya aneka rasa makanan khas Desa Ketapang tersebut, dari ‘Tepak’ rasa cokelat, ‘Tepak’ yang dicampur dengan pisang, dan masih banyak lagi variant rasa dari ‘Tepak’ yang dimunculkan oleh produsen agar nantinya ‘Tepak’ bisa bersaing dengan makanan-makanan lain yang muncul di era modern saat ini seperti seblak dan pentol aci.
Harapan kedepannya, terutama dari warga masyarakat Desa Ketapang, Semoga nantinya Tepak dapat dikenal dan dipasarkan lebih luas lagi kepada warga masyarakat yang ada di Banyuwangi ataupun luar Banyuwangi sebagai makanan khas dari Desa Ketapang, serta bisa menjadi salah satu ikon kuliner Kabupaten Banyuwangi. Apalagi kalau dilihat dari sisi kesehatan, Tepak sendiri juga sangat bagus untuk dikonsumsi, terutama bagi para penderita diabetes karena tewrbuat dari bahan dasar jagung. Jadi jika mengacu pada semua hal positif yang ada pada makanan khas ketapang yaitu tepak, maka sudah sangat wajar kalau tepak memang sudah harus segera dikenal luas dan mudah dipasarkan di dalam lingkungan masyarakat secara umum. ( Khaisar/Lauryan/JMDN)